Riding the 125KM Track for Lampung Ultra Cycling 2024 Kisah Menyimpan Sensasi

IrinBike Awalnya, niat kami cuma mau ikut cek rute 230KM untuk persiapan Lampung Ultra Cycling 2024. Rencana awalnya sih cuma "nebeng" alias ikut lihat-lihat rute. Tapi, di tengah perjalanan, kami mulai mikir, "Wah, jangan sampai nyasar nih, nanti diculik orang, apalagi kalau sendirian!" Apalagi sudah lama nggak gowes, kayak harus mulai dari nol lagi. Setelah sekian lama vakum, kali ini nekat ikut perjalanan perdana ke cek rute 125KM.



Ririn yang Luar Biasa

Salah satu hal yang bikin semangat adalah Ririn, partner gowes kali ini. Power dan mentalnya bener-bener luar biasa! Salute banget, karena dia baru mulai gowes lagi setelah lama nggak turun ke jalan. Dan hebatnya lagi, dia pakai sepeda besi! Bisa bayangin beratnya? Apalagi dia juga bawa pannier yang menambah beban sepeda. Tapi, dia tetap kuat dan bisa ngikutin ritme. Luar biasa!

Kami sampai di puncak Anglo sekitar pukul 12.38. Sesampainya di sana, kami sempat ambil beberapa foto buat dokumentasi perjalanan. Setelah puas foto-foto, kami langsung turun, tapi nggak lama kemudian, hujan mulai turun deras saat kami berada di Desa Babakan Loa. Kami akhirnya berteduh cukup lama sambil nunggu hujan reda. Lumayan bisa istirahat sedikit.

Turun dan Kejar Waktu

Setelah hujan mulai mereda, kami lanjut perjalanan turun menuju Kedondong. Sampai di sana, rute mulai terasa lebih ringan, dan kami keluar di Tugu Pengantin, Tataan sekitar pukul 14.45. Di sini, kami sempat cari makan siang buat ngisi tenaga. Lapar banget rasanya setelah sekian lama gowes tanpa makan besar! Setelah makan, kami lanjut lagi gowes menuju rumah, dan akhirnya sampai sebelum maghrib, sekitar pukul 17.45.

Start yang Kesiangan

Perjalanan ini memang nggak dimulai sesuai rencana. Pagi harinya, hujan deras bikin kami nunggu lumayan lama sebelum bisa start. Hampir jam 8 baru kumpul di titik temu (tikum) di Bank Utomo, Jalan Raden Intan. Cuma berdua, saya dan Ririn. Perasaan sedikit was-was sih, tapi excited juga.

230KM vs 125KM: Pilih Mana?

Salah satu momen penting di perjalanan ini adalah ketika kami sampai di simpang Indomaret Kedondong. Di sinilah perbedaan jalur 230KM dan 125KM terlihat jelas. Yang 230KM belok ke kiri, sementara yang 125KM bisa belok kanan atau lanjut lurus. Di sinilah sensasi rute mulai terasa. Memilih jalur yang berbeda tentu akan memberikan pengalaman yang berbeda juga. Mau tantangan yang lebih berat dengan elevasi lebih tinggi? Atau memilih jalur 125KM yang lebih "bersahabat" tapi tetap menantang?

Pada akhirnya, perjalanan ini memberikan banyak kesan dan pelajaran. Bukan hanya soal kekuatan fisik, tapi juga mental. Gowes setelah lama vakum memang nggak mudah, tapi dengan partner yang hebat, semangat yang tinggi, dan persiapan yang matang, perjalanan ini jadi pengalaman yang tak terlupakan.

Jadi, buat kamu yang mau ikut Lampung Ultra Cycling 2024, baik itu jalur 230KM atau 125KM, pastikan persiapanmu matang, ya! Rute-rute ini bukan cuma soal jarak, tapi juga soal pengalaman menikmati sensasi bersepeda di alam Lampung yang menantang namun penuh keindahan.

Bagi yang belum mendaftar, silakan klik link berikut untuk ikut serta dalam Lampung Ultra Cycling 2024: Daftar di sini. Jangan sampai ketinggalan, ya!

Post a Comment

Previous Post Next Post